FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) PENANGANAN DAN PENYELESAIAN TINDAK KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN SMA, SMK, DAN SLB CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XII
Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Kendal mengikuti kegiatan “Focus Group Discussion (FGD) Penanganan dan Penyelesaian Tindak
Kekerasan di Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII” bertempat di Aula SMK NEGERI 1 BATANG pada Senin (10/10/2023).
Kegiatan ini diikuti jajaran struktural lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII serta stakeholder terkait diantaranya jajaran TNI, Kepolisian, BNN, BP2KBP2PA dan tokoh masyarakat pemerhati pendidikan. Diawali mendengarkan Paparan Narasumber Bapak Drs. Kunto Nugroho HP, M.Si, dari Lembaga KOMPAK Jawa Tengah,
dilanjutkan tanggapan dari para peserta dan ditutup oleh Ibu Dr. Ernest Ceti Septiyanti, SE, M.Si selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan XIII.
Kegiatan dilatar-belakangi oleh kondisi relatif tingginya kasus-kasus kekerasan di lingkungan sekolah di wilayah Cabang Dinas Pendidikan wilayah XIII (Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan) yang semakin sering terjadi dan menjadi sorotan media sosial, dan kejadian tidak hanya antar siswa, tetapi juga melibatkan hubungan antara siswa dan pendidik. Hal ini menunjukkan urgensi untuk langkah-langkah evaluasi dan penguatan pendidikan karakter dan moral yang lebih kongkrit di tingkat sekolah.
Pada kesempatan tersebut BNNK Kendal dan BNNK Batang sepakat bahwa penanganan kasus kekerasan yang banyak dipengaruhi tindak penyalahgunaan narkoba harus ditangani secara komprehensif dengan tetap mengedepankan hak anak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang optimal.
Kegiatan ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
(1) Membuat forum antar stakeholder 3 s.d 4 bulan sekali
(2) Membentuk tim penanganan di tingkat kabupaten
(3) Mohon untuk ada bahasa isyarat di kepolisian untuk menangani kasus yang melibatkan siswa bisu tuli
(4) Perlu disusun sop penanganan kekerasan di tingkat satuan pendidikan dan di luar satuan pendidikan
(5) perlu dilakukan langkah “obah bareng” untuk menyelesaikan permasalahan kekerasan itu, artinya bergerak bersama menyatukan langkah sesuai tupoksi masing-masing untuk mencegah dan menangani kekerasan.
